Banner

Rabu, 25 Agustus 2010

nepenthes

Morfologi nepenthes
Di hutan nepenthes ada yang tumbuh tegak, seperti antara lain
N. truncata, N. clipeata, dan N. argentii. Banyak juga yang merambat. Yang
membedakannya dari tumbuhan merambat lain ialah ada kantong di ujung
daun. Itulah ciri khas dan daya tarik utama nepenthes. Warna dan bentuk
kantong bervariasi sekali. Bagi penggemar tanaman hias, kantong itu ibarat
bunga di tanaman lain. Nepenthes dipelihara dengan satu harapan: muncul
kantong yang banyak, seragam, dan warna cemerlang.
Namun, kantong itu ternyata tidak muncul secara otomatis. Jika daun
rusak saat pertumbuhan, kekurangan cahaya atau kelembapan terlalu

rendah, maka mogoklah sang kantong. Ia tidak akan mau memperlihatkan
diri. Jadi, walaupun kantong daya tarik utama, tetapi bagian tanaman lain,
seperti akar, daun, bunga, dan buah bukanlah bagian tanaman yang dapat
dikesampingkan. Tanpa bagian-bagian tanaman itu, nepenthes tidak akan
memamerkan kecantikannya.
Batang
Bayangkan anggur dan vanili. Seperti itulah perilaku tumbuh nepenthes
yang sifatnya merambat. Kalau di dekat tempat tumbuhnya ada tanaman lain,
ia akan memanjatnya sampai ketinggian 0,3—60 m, tergantung jenisnya.
Semak perdu yang ada di sekitarnya pun menjadi sasaran panjat. Bayangkan
pula stroberi yang tumbuh menjalar. Itu pula yang dilakukan beberapa spesies
kantong semar.


Bentuk batang ketakung berbeda, tergantung
spesiesnya. Pemilik batang segitiga, misalnya
N. gracilis dan N. reinwardtiana; segi empat,
N. spathulata; bersudut, N. adrianii. Tebalnya
cuma 3—30 mm. Namun, jangan remehkan
kekuatannya. Batang tua di Kalimantan dianyam
menjadi keranjang; di Papua, gelang. Batang
berwarna hijau, kadang-kadang ungu tua atau
merah tua. Pada beberapa spesies muncul
batang roset yang letaknya di pangkal
batang tertua. Batang roset itu ruasnya
jarang memanjang. Kelak batang roset itu
akan menua, memanjang, dengan jarak
antarruas yang juga lebih panjang, bisa sampai
18 cm.
Daun
Warna daun periuk monyet hijau atau hijau kekuningan. Kadang-kadang,
dan itu sangat langka, warna daun merah tua sampai mendekati keunguan.
Daun itu muncul di ruas-ruas batang dengan jarak tetap. Di ujung daun
akan muncul sulur panjang nan tipis. Sulurnya menjadi penopang tatkala
ia merambat ke pohon lain. Di ujung sulur itulah kelak muncul kantong.
Kantong tidak akan muncul kalau lingkungan tidak ideal. Tumbuhnya
kantong pada beberapa spesies bersifat musiman.

Daun salah satu pembeda antarspesies nepenthes. Variasi bentuk dan
warna kantong kerapkali menyulitkan identifikasi. Berkat daun, pengenalan
jenis menjadi lebih mudah dilakukan. Ambil contoh N. ampullaria. Daunnya
yang sebelah atas besar, kemudian mengecil ke bawahnya. Sedangkan untuk
N. mirabilis, tulang daun longitudinal jelas sekali. Spesies lain tulang daunnya
tidak jelas karena tipis. Ciri lain, pinggir daun kadang-kadang bergerigi.
Kantong
Apa jadinya jika nepenthes tidak berkantong? Ia pasti tidak akan berubah
status dari tanaman pegunungan menjadi salah satu komoditas dalam industri
florikultura. Bayangkan saja, warnanya demikian beragam: kuning, hijau,
merah, cokelat, hitam, merah kecokelatan, hijau semburat merah. Luar biasa
sekali keragaman warna di kantong itu.

Variasi warna itu masih ditambah lagi dengan 6 bentuk kantong. Ada
yang berbentuk silinder memanjang, bulat memanjang, bundar, bulat telur,
berbentuk kendi, atau seperti corong. Kantong itu berlubang dan terbuka,
dengan tepi lubang yang disebut peristome. Pada awal pembentukan,
kantong tertutup oleh penutup yang juga beraneka macam bentuknya:
bundar, lonjong, bulat telur, silinder, segitiga atau berbentuk taji. Di kantong
itu juga ada sepasang sayap yang berbulu. Ke dalam kantong itulah serangga
tergelincir masuk dan terjebak di dalamnya




Kantong atas pada nepenthes bentuknya cenderung seperti corong
dibandingkan kantong bawah. Sayapnya menjadi dua tulang daun tipis dengan
sedikit rambut pinggir. Kantong atas menyimpan cairan dalan jumlah sedikit
dibandingkan kantong bawah sehingga lebih ringan.
Beberapa spesies nepenthes, sebagaimana dipaparkan Charles Clarke
dalam buku Nepenthes of Borneo, memiliki kantong peralihan. Sesuai posisinya
sebagai perantara antara kantong atas dan bawah, maka bentuk kantong pun
Bunga betina N. gracilis Bunga jantan N. adrianii
merupakan peralihan dari bentuk kantong atas dan bawah. Mereka mungkin
saja memiliki sayap, tetapi tipe corongnya belum seperti kantong bawah.
Namun, sudah lebih menyerupai corong daripada kantong atas.
Bunga
Bunga nepenthes muncul di dekat puncak batang utama. Ia muncul
sekali atau dua kali setahun, atau bahkan terus-menerus. Satu tanaman
menghasilkan bunga jantan atau betina. Bunga jantan cirinya, saat belum
mekar bentuk bakal bunga bulat tanpa ada belimbingan. Bunga betina pasti
ada belimbingan di bakal bunganya. Karena bunga jantan dan betina tidak
berada di satu tanaman, maka nepenthes perlu penghulu untuk melakukan
perkawinan. Penyerbukan terjadi jika ada serangga membawa serbuk sari
dari kepala sari bunga jantan ke kepala putik bunga betina.
Kepala sari di bunga jantan melingkar di atas column yang pendek. Bunga
betina memiliki ovarium (bakal buah) bulat memanjang dibagi dalam empat
bilik. Kalau terjadi penyerbukan, kelak bisa dihasilkan sekitar 500 benih
berukuran hingga 3 cm, sangat tipis dan di dalamnya terdapat endosperma,
cadangan makanan, yang sangat kecil. Benih itulah yang disebarkan oleh
angin dan kelak berubah menjadi tanaman baru