Banner

Kamis, 01 Juli 2010

MENELADANI SIROH NABI MUHAMMAD

Sejak masa mudanya, Muhammad saaw, yang dikenal sebagai pemuda tampan, berbudi mulia dan jujur, sehingga mendapat julukan sebagai "Al-Amin" yang terpercaya, di tengah masyarakat Arab yang sudah sedemikian rusak dan bobroknya, sehingga dikenal sebagai masyarakat jahiliyah, dan zamannya disebut sebagai zaman jahiliyah, menyukai hidup menyendiri, di tempat-tempat sepi padang pasir dan bukit-bukit sekitar kota Makkah. Sampai akhirnya beliau menemukan sebuah gua di bukit Tsur, dan menjadikan gua tersebut, yang dikenal dengan nama gua Hira, sebagai tempatnya menyepi dan merenung, bermunajat kepada Tuhan yang Maha Esa. Hinga suatu malam, ketika usia Muhammad telah genap mencapai 40 tahun, datang malaikat pembawa wahyu, yaitu Jibril atau Jibrail as, kepada Muhammad di gua tersebut, membawakan wahyu pertama, sekaligus pengangkatan resmi beliau sebagai Rasul terakhir untuk segenap umat manusia.
Kisah turunnya Jibril as untuk yang pertama kalinya ini diceritakan sendiri oleh Nabi Muhammad saaw, sebagai berikut, "Malaikat pembawa wahyu datang kepadaku, ia mengatakan, "Bacalah"! Aku menjawab, "Apa yang harus aku baca"? Kemudian ia mengatakan, "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan...... dan seterusnya, lima Ayat pertama Surat Al-'Alaq." Akupun membacanya. Setelah itu ia meninggalkan aku. Saat itu aku merasa bahwa Ayat-Ayat tersebut seolah telah terukir di dalam hatiku. Kemudian aku keluar dari gua. Ketika aku telah disampai diantara bukit-bukti, tiba-tiba aku mendengar suara dari langit, "Hai Muhammad, engkau adalah utusan Allah dan aku Jibril." Aku menengok ke atas. Aku melihat seorang malaikat dalam bentuk seorang lelaki, yang dua kakinya seakan memenuhi dua ufuk langit. Ia kembali mengatakan, "Hai Muhammad, engkau adalah utusan Allah dan aku adalah Jibril." Aku berdiri dan memandang kepadanya. Aku terdiam, tidak maju dan tidak pula mundur. Ketika aku memalingkan muka ke arah lain, tetap saja aku melihat malaikat tersebut. Kemana saja aku memandang maka aku melihatnya......
Pengangkatan Nabi dan turunnya malaikat pembawa wahyu, menandakan terbukanya pintu-pintu langit yang membentangkan jalan-jalan spiritual ke dalam batin manusia. Dengan rahmat-Nya yang tak bertepi, Allah swt membentangkan jalan terang demi kebebasan umat manusia dari kegelapan dan kesesatan. Muhammad saaw, yang memiliki sifat-sifat keagungan yang sempurna telah terpilih sebagai manusia yang harus memikul tanggung jawab besar dan agung ini. Sesungguhnyalah, pengangkatan Muhammad sebagai Rasul terakhir dapat dianggap sebagai peristiwa paling penting dan paling agung dalam [erjalanan sejarah kehidupan umat manusia. Al-Quran sendiri menyebut peristiwa ini sebagai karunia dan nikmat yang agung, dan dalam Ayat 164 Surat Ali Imran, Allah swt berfirman;
"Allah swt telah menurunkan karunia-Nya kepada mukminin ketika Ia mengangkat seorang Rasul dari kalangan mereka, yang membacakan Ayat-Ayat-Nya dan membersihkan mereka serta mengajarkan AL-Kitab dan hikmah. Sedangkan sebelum itu mereka berada dalam kesesatan yang nyata."
Bi'tsah adalah sumber perubahan, awal kesempurnaan dan lemenangan. Muhammad saaw yang merupakan sosok sempurna keutamaan dan kebaikan, menyebut Islam sebagai pelengkap ajaran-ajaran agama terdahulu yang dibawa oleh para Nabi sebelum beliau, yaitu Ibrahim, Musa, dan Isa alahimussalam. Wahyu-wahyu yang beliau sampaikan dari Allah kepada umat manusia, beserta penjalasan beliau baik dengan lisan maupun dengan praktek, memberikan kesegaran dan semangat jiwa.